Garut – Karang Taruna Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, tengah melakukan survei internal dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat sejak hari Rabu kemarin (11/9/2025). Survei ini bertujuan untuk menampung aspirasi warga terkait keberadaan pabrik PT. Utimate Noble Indonesia (UNI) di wilayah Cibatu.
Ketua Harian Karang Taruna Kecamatan Cibatu, Agus Mulyana, S.Pd.I., menegaskan bahwa survei dilakukan melalui media digital dan melibatkan warga dari 11 desa di Kecamatan Cibatu.
“Ya, memang benar kami pengurus Karang Taruna Kecamatan Cibatu sedang melakukan survei internal. Ini semata-mata untuk mengukur kebermanfaatan hadirnya pabrik PT. UNI. Aspirasi masyarakat akan kami tampung agar bisa diketahui secara nyata,” ujar Agus yang akrab disapa Ukaz.
Agus menambahkan, survei ini juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial organisasi dalam menyikapi isu yang berkembang di masyarakat, khususnya terkait proses penerimaan tenaga kerja di PT. UNI.
“Kami mendengar adanya keluhan bahwa masih banyak warga yang kesulitan melamar atau tidak lolos seleksi. Karena itu, kami turun langsung ke lapangan untuk mengecek kebenarannya. Hasil survei ini nantinya akan menjadi masukan bagi pihak perusahaan,” tegas Agus.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, perwakilan HRD PT. Ultimate Noble Indonesia (UNI) , Ridha Nurlaila, menjelaskan bahwa perusahaan telah banyak merekrut warga lokal, khususnya dari Desa Sindangsuka, Mekarsari, dan desa-desa lain di wilayah Cibatu.
“Dari data kami, sudah banyak warga Cibatu yang bekerja di PT. UNI. Memang saat ini prioritas karyawan lebih banyak perempuan,” kata Ridha.
Ridha juga menuturkan, proses penerimaan karyawan masih berlangsung secara bertahap seiring pembangunan fasilitas pabrik yang belum rampung seluruhnya.
“Sekarang baru dua gedung yang beroperasi. Nanti setelah gedung ke-3 dan ke-4 selesai, akan ada penerimaan karyawan lagi. Saat ini jumlah karyawan sekitar 2.000 orang, sementara kebutuhan perusahaan mencapai 10.000 orang. Jadi peluang bagi masyarakat masih terbuka lebar,” jelasnya.**(ogho)
